Laman

Sabtu, 07 Mei 2011

CERITA RAKYAT. NYEMBELIH KERBAU DIATAS GAGHANG.

CERITA RAKYAT.

NYEMBELIH KERBAU DIATAS GAGHANG.

Diceritakan kembali oleh : Drs. Yamari Gumay.



Ringkasan Cerita : Karena bersyukur dengan kemenangan pemilihan “Pengeran” diadakan pesta rakyat dengan pemotongan se-ekor kerbau, pelaksanaan pemotongan kerbau dilakukan apabila pejabat yang berwenang dari Palembang datang dalam rangka pengukuhan. Setelah di tunggu sesuai dengan jadual yang ditetapkan ternyata Pejabat berwenang tidak kunjung hadir, karena pengeran pilihan rakyat merasa kesal dengan “kesaktiannya” kerbau diangkat diatas gaghang lalu disembelih dengan berpesan : anak cucungku kalu lum pacak nyembelih kerbau pucuk gaghang mangke sejak sa’at ini dik boleh nyembelih kebau di dusun ini.



Saudara yang budiman;

Pada jaman dahulu kala anak cucu keturunan Gumay di Sembilan (9) batang hari banyak memainkan peranan penting terutama dalam hal tata kekerabatan, pemerintahan serta adat istiadat.

Cerita Rakyat ini diangkat dari Cerita pejadi/nenek/puyang yang disampaikan secara turun temurun sampai dengan sa’at ini.

Alkisah di tanah Rejang KUTE CINTO MANDI bermungkim anak cucu Gumay keturunan Puyang INDANG (keturunan ke 12) anak nomor 7 Puyang RADEN SIMBANG GUMAY dari 9 bersaudara. Kute Cinto Mandi masuk wilayah “ex marga Bermani ilir” pusat pemerintahan berada di KEBAN AGUNG. Kute Cinto Mandi berada di aliran Sungai Cinto Mandi yang bermuara di bagian hulu Sungai Musi. Mata pencahariannya sama dengan masyarakat keturunan Gumay lainnya yaitu bercocok tanam, berburu dan sebagainya.

Cerita ini terjadi masa pemerintahan kolonial Belanda, dimana “ex marga Bermani Ilir” diadakan pemiliahan “Pengeran” atau Kepala Marga. Pemilihan kepala Marga di pilih oleh Rakyat secara langsung, pemilihan dimenangkan oleh “Jurai Tue: Kute Cinto Mandi dan hasilnya disampaikan kepada Penguasa/kesultanan Palembang.

Untuk peresmian Pengeran terpilih telah di tetapkan jadual oleh Sultan Pelembang demikian pula hal-hal yang perlu dipersiapkan pada peresmian tersebut.

Masyarakat Kute Cinto Mandi menyambutnya dengan suka cita, pelaksanaan peremian “Pengeran” dimaksud. Segala hal ihwal menyakut peresmian telah dipersiapkan secara matang, belungguk jurai juge dilakukan untuk menentukan penyambutan Tamu, Tari Adat, bentuk sedekah termasuk pelaksanaan penyembelihan kebau oleh Sultan Palembang.

Dibagian lain ;

Tibalah saatnya Utusan Sultan Palembang melakukan peresmian Pengeran, keberangkatan rombongan dari palembang melalui jalan Lubuk Linggau menuju Bermani Ilir, begitu rombongan sampai di Keban Agung masyarakat Bermani Ilir yang ada di Keban Agung juga telah mempersiapkan segala sesuatunya mengenai Peresmian “Pengeran” (Pengeran tandingan bukan pemenang) dari Keban Agung. Terlaksanalah Pengukuhan Pengeran (bukan pemenang) dari Keban Agung. Selesai peresmian maka rombongan dari Kesultanan kembali ke palembang.

Sementara Masyarakat di Kute Cinto Mandi siang dan malam menunggu kedatangan utusan Sultan Palembang karena utusan tidak kunjung datang, maka diutus beberapa orang ke Kebang Agung untuk memastikan kedatangan rombongan dari Palembang. Begitu kecewanya utusan dari cinto mandi bahwa Utusan Sultan Palembang telah melaksanakan Pengukuhan serta peresmian Pengeran yang berasal dari Keban Agung dan rombongan telah kembali.

Berita ini disampaikan kepada Jurai Tue Kute Cinto Mandi sebagai pemenang syah Calon Pengeran Bermani Ilir, beliau marah besar ................ dengan serta merta semua persiapan dibatalkan dan dengan KESAKTIANYA kerbau yang akan dipotong oleh Utusan sultan Palembang DIANGKAT DIATAS GAGHANG lalu disembelih dengan berpesan pada Anak cucu di Cinto Mandi : SEJAK SA’AT INI TIDAK BOLEH MEMOTONG KERBAU DI KUTE CINTO MANDI KALU BELUM DAPAT MENYEMBELIH DIATAS GAGHANG.

Dari sepete(sepeto) inilah sampai saat ini anak cucu di Kute Cinto Mandi .... TABU menyembelih Kerbau di dusun laman. Kalu melanggar : Bele (dik tau ulu ngah iligh).



Demikian Cerita Singkat ini, mudah-mudahan bermanfa’at dan Saya mohon ma’af apabila cerita ini tidak benar (tutur kata, nama dan lain-lain). Tujuannya tidak lain sebagai bacaan segar dalam rangka meningkatkan SILATURAHMI masyarakat keturunan Gumay yang tersebar di Sumbagsel. Terima kasih atas kritik dan sarannye.

1 komentar:

  1. Cerita Rakyat ini pernah di muat di Harian Radar Kepahiang 26 September 2012 hal.3 (catatan : tidak ada sanggahan dari Publik).

    BalasHapus